Sabtu, 08 September 2012

Ciri, habitat, dan contoh Cestoda (cacing pita)

Setelah sebelumnya saya menulis tentang Platyhelmintes kelas Turbellaria dan Trematoda (Cacing isap) berikutnya kami sajikan kelas ketiga dari cacing ini yaitu Cestoda (cacing pita).

Cestoda adalah salah satu klass dari Phyllum Plathehelminthes, yang merupakan salah satu kelompok parasit pada ikan dan juga pada manusia. Parasit ini menyebabkan kerugian secara ekonomi terutama pada penurunan kualitas hasil perikanan, dan dapat merugikan kesehatan manusia. Pada parasit cacing dapat dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau ikan yaitu: Adanya parasit cacing dalam tubuh ikan menyebabkan terjadinya reaksi jaringan tubuh berupa pembengkakan jaringan yang dicirikan dengan “encapsulation” dari cacing pada jaringan tubuh ikan.
Kegiatan manusia yang memasukkan cacing dari satu habitat kehabitat yang lain kemungkinan dapat menyebabkan tersebarnya penyakit(Epizootic) dan mortalitas pada populasi setempat. Parasit cacing adalah umum terdapat pada ikan laut , tetapi biasanya memperlihatkan status patogen yang jelas apabila kehadirannya dalam jumlah yang besar pada setiap induvidu inangnya (Sinderman, 1990).
Tubuh terdiri dari bagian kepala yang disebut scolex dan bagian tubuh yang disebut strobila. Strobila terbentuk dari segmen yang tersusun dari proglottid. Makanan diambil diambil melalui tegument. Cestodaria mempunyai ciri berupa strobila yang berbentuk daun, seperti yang ditemukan pada ratfish dan Sturgeon untuk species Gyrocotyle urna, dengan ukuran dapat mencapai 1,2 cm (Möler dan Anders 1986). Sedangkan eucestoda mempunyai strobila yang panjang, dapat mencapai 12 m, pada species Diphylobothrium latum yang dapat menginfeksi manusia. Selain manusia, mamalia lainnya yang memakan ikan dapat diinfeksi oleh parasit ini seperti kucing, anjing, babi dan beruang (Schistosome Research Group Cam.University 1998).
Siklus hidup pada Cestoda yang menginfeksi ikan, membutuhkan lebih dari satu inang perantara yaitu mamalia atau vertebrata. Parasit ini hidup di dalam intestin dan lambung inangnya. Cestoda adalah hewan yang hemaprodit. Tubuh terdiri dari bagian kepala yang disebut Scolex dan bagian badan yang disebut strobila. Strobila merupakan deretan segmen yang disebut proglottid-proglottid. Setiap proglottid mempunyai sepasang sel kelamin jantan dan betina dan dapat melepaskan/menghasilkan telur. Telur-telur ini dibuahi dengan cara pembuahan sendiri (self fertilisation) yaitu sel telur dibuahi oleh sel sperma dalam proglottid yang sama, perkawinan antara proglottid yang satu dengan yang lain pada strobila yang sama atau perkawinan antara proglottid dari strobila yang berbeda (Hickman 1967). Jumlah telur yang dapat dihasilkan oleh satu ekor cacing seperti pada D. latum dapat mencapai 1.000.000 butir perhari dengan jumlah proglottid yang dapat mencapai 3.000 buah, dengan panjang strobila lebih dari 10 m. Telur yang terbawah oleh kotoran yang masuk keperairan akan menetas dan membentuk Coracidium yang diperlengkapi silia untuk berenang bebas. Copepoda yang ada diperairan kemudian diinfeksi oleh Coracidium yang berubah menjadi procercoid. Procercoid termakan oleh ikan bersama Copepoda dan berubah menjadi Plerocercoid. Apabila ikan ini termakan oleh manusia atau hewan yang memungkinkan Cestoda tersebut dapat hidup, seperti ikan yang tidak dimasak atau setengah matang sehingga larva cestoda masih tetap hidup, maka Cestoda akan menjadi dewasa dan siklus akan berlanjut. Jika ikan tersebut dimakan oleh ikan lain maka parasit tersebut pindah dan dapat hidup pada ikan tersebut tetapi tidak mengalami perkembangan. Sehingga ikan tersebut berfungsi sebagai paratenic host (inang transport).
Kerugian yang diakibatkan oleh Cestoda pada parasit ikan utamanya, pada industri perikanan. Setiap ekor ikan yang terinfeksi terdapat ratusan cacing pada ototnya sehingga cestoda ini biasa disebut “spaghetti worms” (Sindermann 1990). Pada budidaya ikan-ikan salmon yang diinfeksi oleh Eubothrium spp. sering mendatangkan masalah pada keramba jaring apung . Infeksi yang terjadi pada manusia seperti pada Cestoda dari ikan air tawar, Diphylobothrium latum dapat menyebabkan terjadi anemia dan kekurangan vitamin B12, bahkan dapat menghambat saluran pencernaan. Untuk menghindari parasit ini, ikan sebaiknya dimasak sempurna sehingga mematikan cacing yang terikut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar