1. Hymenoptera
Secara terminologi Hymemoptera
berasal dari dua kata yaitu Hymen- (membran) dan -ptera (sayap).
Hymemoptera memiliki dua pasang sayap membran dengan pasangan sayap belakang lebih
kecil dari sayap depan. Tipe alat mulut pengunyah termodifikasi menjadi tipe
penghisap-penjilat pada bentuk yang lebih maju, seperti lebah. Hymemoptera megalami
metamorfosis sempurna dan larva memiliki kepala yang berkembang dengan baik,
larva kadangkala membuat cocoon. Ordo ini terdiri dari 2 famili yaitu formicidae dan ponerinae (Litsinger,
1994).
2. Orthoptera
Nama ordo ini didasarkan
kepada sayapnya yang lurus (Ortho- = lurus dan -ptera = sayap), Metamorphosis
terjadi secara bertahap (tidak sempurna). Serangga dewasa dan nympha merupakan
hewan darat. Pada daerah temperata, Orthoptera seringkali hanya memiliki satu
generasi untuk satu tahun, dan musim dingin dilewati dalam tahapan telur, produksi
suara pada Orthoptera (belalang dan jangkrik)
dihasilkan dengan menggesekkan beberapa bagian tubuh secara bersamaan.
Perilaku ini disebut stridulation (stridulasi) yang biasanya berguna
dalam proses pencarian pasangan. Ordo ini terdiri dari dua family yaitu
gryllidae dan acrinididae. Anggota dari ordo ini diantaranya belalang,
jangkrik, belalang sembah, belalang ranting dan belalang daun (Candrakirana,
dkk, 1999).
3. Coleoptera
Coleoptera
memiliki
dua pasang sayap. Sayap depan mengalami spesialisasi dan menjadi ciri pengenal
utama untuk ordo ini. Sayap depan mengalami pengerasan dan membentuk suatu
perisai yang disebut elytra. Bentuk sayap yang unik ini yang mendasari
pemberian nama ordo ini (Coleo- = kelopak dan -ptera = sayap).
Baik serangga muda maupun dewasa memiliki alat mulut dengan tipe pengunyah. Berkulit
keras, eksoskeleton tebal.
Coleoptera mengalami metamorfosis sempurna. Ordo ini ditemukan
pada hampir seluruh tipe habitat seperti pada tumbuhan, di permukaan tanah, di
dalam tanah, di air, di dalam biji dan buah,dan bahkan di sarang semut. Ordo
ini terdiri dari 10 famili yaitu dermestidae, leiodidae, chrysomelidae,
scarabaeidae, lyctidae, coccenelidae, curculiodidae, chironomiidae, bosthricidae,
dan staphilynidae (Litsinger, 1994).
4. Diptera
Ordo ini memiliki dua pasang sayap (Di-
= dua dan -ptera = sayap). Tipe mulut menusuk dan menghisap, kelompok
yang lain memiliki tipe memarut dan menjilat. Mata biasanya berukuran besar.
Antena memiliki jumlah segmen yang bervariasi dari 3-40 buah. Diptera megalami
metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki. Pupa terbentuk di luar
atau di dalam kulit tahapan larva yang
terakhir. Ordo ini terdiri dari 7 familli yaitu drosophilidae, policopididae, agromyzidae,
mydidae, simuliidae, syrphidae, dan culicidae (Candrakirana, 1999).
5.
Thysanoptera
Ordo ini merupakan serangga
berukuran kecil (panjang tubuh 2-3 mm). Keunikan dari serangga ini adalah
keberadaan dua pasang sayap yang berjumbai-jumbai dengan rambut-rambut yang
panjang, yang merupakan asal nama ordo (Thysanos- = hiasan tepi yang
berjumbai-jumbai dan –ptera = sayap). Alat mulut berbentuk kerucut merupakan tipe
memarut-menghisap. Termasuk serangga perusak pada tumbuhan budidaya dan
sebagian adalah predator yang memangsa tungau dan serangga kecil yang dapat
ditemukan dibawah kulit kayu dari pohon yang mati dan penutup tanah. Selain
itu, serangga ini juga ditemukan pada
bunga di sekitar daerah stamen. Ordo ini terdiri dari 2 famili yaitu
aeolothripidae dan thripidae (Litsinger, 1994).
6. Hemiptera
Bentuk sayap mendasari pemberian nama ordo (Hemi- = setengah
dan ptera = sayap).
Sepasang sayap depan disebut hemelytra
adalah pengenal utama bagi ordo ini. Tubuh pipih, dan perut yang bersatu dengan dada. Alat mulut tipe
penusuk-penghisap. Antena cukup panjang dan mata majemuk yang dimiliki oleh serangga ini biasanya
berkembang dengan baik. Ordo ini terdiri dari 2 famili yaitu piesmatidae dan
thyreocoriae (Candrakirana, dkk, 1999).
7. Dermaptera
Secara terminologi
Dermaptera berasal dari bahasa Yunani, Derma- (kulit) dan –ptera
(sayap). Merupakan kelompok serangga dengan panjang tubuh, kira-kira 13 mm
dengan sepasang penjepit yang kuat pada abomen yang merupakan hasil modifikasi
dari cerci. Alat mulut tipe pengunyah yang sederhana, mata majemuk yang besar,
ocelli biasanya tidak ada, antena panjang, langsing, dan memiliki banyak segmen.
Ordo ini terdiri dari famili charchinoporidae (Litsinger,
1994).
8. Isoptera
Karakteristik sayap menjadi dasar pemberian nama ordo ini yang
berasal dari bahasa Yunani (Iso- = sama dan –ptera = sayap).
Rayap, adalah salah satu
anggota dari ordo ini, merupakan serangga dengan ukuran tubuh sedang. Tipe
metamorfosis bertahap. Sayap depan dan belakang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Tipe alat mulut adalah pengunyah dan memiliki antena seperti manik-manik.
Hidup secara berkoloni
seperti pada semut, memiliki beberapa tipe kasta sosial. Serangga ini banyak
menghabiskan kehidupannya dalam tanah, kayu, dan terowongan di tanah yang
mereka bangun. Koloni rayap yang baru biasanya dibentuk oleh bentuk reproduktif
yang bersayap. Setelah melalui penerbangan yang singkat, sayap akan lepas, dan
jantan serta betina membentuk pasangan. Raja dan ratu yang asli akan tetap
kawin sepanjang hidupnya, dan keduanya terlibat dalam pemeliharaan keturunan
yang pertama. Setelah pekerja dan tentara dihasilkan dari keturunan yang
pertama, tugas ratu selanjutnya hanya bertelur. Ordo ini terdiri dari famili
termitidae (Candrakirana, dkk, 1999).
9.
Odonata
Nama ordo ini berasal
dari bahasa Yunani (“rahang bergigi”) yang menggambarkan kemampuan predasi.
Merupakan kelompok serangga berukuran
sedang sampai besar, tergolong kelompok
predator. Serangga dewasa memiliki bentuk tubuh langsing dengan dua pasang sayap, mata majemuk yang besar,
antena pendek berbentuk seperti rambut, alat mulut tipe pengunyah, kaki
berkembang baik.Tiga insang pusat yang berbentuk seperti daun yang terdapat
pada subordo Zygoptera. Odonata terbagi menjadi 3 subordo, yaitu
Zygoptera
(capung jarum atau damselflies), Anisoptera atau capung biasa, dan Anisozygoptera.
Ordo ini terdiri dari famili petaluridae
(Litsinger,
1994).
10. Lepidoptera
Ordo ini merupakan ordo serangga dengan jumlah
anggota terbesar. Tipe mulut penyedot (siphoning) dan menggulung di bawah
kepala ketika tidak digunakan. Kelompok
serangga ini dikenal dengan ciri sayap bersisik (lepido) yang letaknya
saling tumpang tindih. Sisik ini yang memberikan kekakuan dan warna pada sayap.
Serangga hanya ini terdiri dari 1 famili yaitu tortricidae (Candrakirana, dkk, 1999).
Peranan
Serangga Tanah
Menurut Setiadi (1998)
serangga berperan penting di dalam ekosistemnya sebagaai perombak bahan organic
yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Nutrisi tanaman yang berasal dari berbagai
residu tanaman akan mengalami proses perombakan sehingga berbentuk humus
sebagai sumber nutrisi bagi tanah. Serangga tanah memainkan peranan yang sangat
penting dalam pembusukan zat atau bahan-bahan organik.
Serangga pemakan bahan
organik yang membusuk membantu merubah zat-zat organic menjadi zat yang lebih
sederhana yang dikembalikan ke tanah, mereka juga bertindak menyingkirkan
zat-zat yang tidak sehat dan berbahaya dari lingkungan (Borror, 1992). Wallwork
(1976) menegaskan bahwa serangga tanah juga berfungsi sebagai perombak materil
tanaman, serasah, bangkai, parasit, pemangsa, dan penghancur kayu. Peranan
tersebut tidak dapat dirasakan langsung oleh manusia tetapi dapat dimanfaatkan
setelah melalui jasa biota lainnya. Oleh karena itu, peranan utamanya di dalam
ekosistem menjadi kurang mendapat perhatian. Padahal tanpa kehadirannya,
perombakan tumpukan bahan organic di sekeliling kita berjalan sangat lambat.
Baca juga artikel sains menarik berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar